1. Sensor Strain Gauge [kembali]
Prinsip kerja :
Rangkaian
Strain gauge tersusun seperti jembatan wheatstone yang terdapat 3 buat
resistor dan satu lagi merupakan sebuah potensiometer. Rangkaian ini
terhubung ke IC ADC0804 sebagai input analog, IC ADC0804 akan mengubah
besaran analog dari pembacaan strain gauge kedalam besaran digital.
Nantinya hasil yang telah dikonversi menjadi digital akan dikirimkan ke 2
buah IC 74LS243. IC ini dihubungkan dengan dua buah seven segmen yang
satu sebagai puluhan dan yang satu lagi sebagai satuan. Setiap perubahan
tekanana akan merubah nilai resistansi, nilai perubahan resistansi pada
strain gauge diwakili dengan menggunakan potensiometer, jadi semakin
nilai besar perubahan potensio maka nilai yang terbaca pada seven segmen
juga akan besar, begitu sebaliknya.
Prinsip kerja :
Bagian
trigger pada IC 555 memberikan trigger atau perintah dimulai ke ic 555,
Vcc pada IC 555 menginputkan tegangan sebesar 5 volt. Terjadi pembagian
arus ke R1, C1, dan Motor.
C1
paralel dengan Vcc IC 555 sehingga tegangan di C1 adalah 5 volt, dan
diteruskan ke ground. Arus yang masuk ke R1 diteruskan ke potensiometer
dan pembagi arus ke R2 dan D1, dan masuk ke C2 yang selanjutnya
diteruskan ke ground. Tegangan pada Control Voltage masuk ke C3 yang
nilainya 3.33 V karena nilai control voltage biasanya 2/3 V dan arus
pada C3 masuk ke motor dan ground.
pin
Q yang merupakan output dihubungkan ke R3 dan D2 yang nilainya positif.
Tegangan masuk ke motor dari Vcc dan tegangan dari C3 sehingga motor
Aktif dan tegangan di motor sama dengan tegangan di Vcc dan C1.
Prinsip kerja :
Dari
rangkaian diatas terdapat 2 op amp yang berguna untuk melakukan
penguatan dan feedback pada saat rangkaian dijalankan, saat simulasi
dijalankan output yang keluar dari op amap tadi akan bersifat negatif
karena masuk nya ke kaki negatif op amp tersebut. Output negatif tadi
akan terbaca oleh motor dc dan langsung ada nilai keluarannya. Sedangkan
pada voltmeter akan mengukur tegangan dari op amp nya. Jika pada saat
torch ldr dijauhkan dari sensor itu maka yang akan terjadi adalah
perputaran dari motor dc akan melambat dan mengakibatkan tegangan output
akan semakin kecil dan sebaliknya jika torch ldr tersebut didekatkan
pada photodioda maka perputaran dari motor dc akan semakin bcepat dan
tegangan output yang terbaca pada voltmeter akan semakin besar .
4.Sensor Ultraviolet [kembali]
a. Susun rangkaian seperti pada gambar
b. Kemudian RUN rangkaian maka LED akan hidup saat gelombang yang terdeteksi diatas 290
Prinsip Kerja:
Saat
sensor LDR menangkap adanya gelombang ultraviolet hingga batas
tertentu, maka akan ada arus mengalir ke R1, R2 dan base Q2 . Arus yang
mengalir ke Q2 mengakibatkan base Q2 akan aktif. Potensiometer digunakan
untuk mengatur arus yang masuk ke base Q2. Arus yang melewati R1 akan
masuk ke kolektor Q2 maka akan ada arus yang mengalir dari collector ke
emitter Q2. Arus dari emitter Q2 akan masuk ke base Q1 dan mengaktifkan
base Q1. Arus yang masuk ke R2 akan mengaktifkan LED. Arus dari baterai
akan masuk ke R2 dan ikut membantu pengaktifan LED.
5.Sensor Accelerometer [kembali]
Prinsip kerja :
Ketika
logic state bernilai satu maka arus akan mengalir menuju resistor dan
masuk ke kaki non inverting pada op amp, karena op amp digunakan untuk
menaikkan tegangan maka tengangan keluaran akan menjadi lebih besar dan
dapat menyalakan buzzer. Buzzer memiliki tegangan kerja sebesar 12V maka
tegangan output dari sensor gas harus diperkuat terlebih dahulu sampai
minimal 12V agar buzzer bisa bekerja. untuk menguatkan tegangan tersebut
maka menggunakan op-amp. op-amp yang digunakan adalah op-amp detektor
non inverting sehingga besar tegangan yang keluar adalah 15V. karena
tegangan sudah melebihi tegangan kerja buzzer maka buzzer bisa berbunyi.
Ketika logicstate bernilai 0 maka arus tidak mengalir dan buzzer pun
mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar